Meskipun Karl Marx sangat dipengaruhi oleh pemikiran filsuf Hegel, namun ada perbedaan pandangan antara kedua filsuf ini. Dasar dialektika dari Hegel adalah relasionalisme internal, yakni pengertian bahwa keseluruhan dari kenyataan, dipahami sebagai manifestasi diri roh, yang terhubung satu sama lain dalam jejalin yang tidak terputus.
Karl Marx memandang bahwa dialektika Hegel terlalu mengarah pada mistik. Marx menyatakan bahwa dialektika Hegel berdirinya dengan kepala di bawah, sedangkan Marx ingin membalikkan dengan kepala di atas. Hal ini disebabkan karena Hegel menjelaskan, bahwa ide sebagai primer dan benda sebagai sekunder, sedangakan Marx beranggapan sebaliknya yaitu benda adalah primer dan ide adalah sekunder. Dalam hal ini Hegel merumuskan pikiranya bahwa (ide) yang biah meruba kesadaran manusia, sedangkan Karl Marix memandang bahwa ide tidak bisah merubah kesadaran manusia melainkan materi yang menentukan kesadaran manusia.
Menurut Marx, dalam agama Tuhan selalu disembah dan ditaati, padahal semua kepunyaan manusia. Dalam filsafat, Hegel memberikan pujian-pujian kepada yang absolut, padahal semua itu harus ditujukan kepada manusia yang telah bekerja keras membanting tulang demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Marx, Hegel juga melakukan kesalahan yang sama, karena memandang pemerintahan di Negara modern sebagai ekspresi dari ide absolut yang paling nyata.
0 Komentar